Label

Senin, 19 Desember 2011

Menanti kisahnya usai

kini muram ku telah pudar....rasa pesimis ini seakan tergugah oleh senyumanya..
menanti sebuah ucapan darinya, menanti sebuah senyuman darinya dan menanti sebuah sentuhan lembut darinya merupakan rutinitas yang aku syukuri....
mungkin memang saat ini aku "menanti" tapi berlalu waktu akan terbukti....
penantianku yang panjang akan berbalas pada realisasi objek penantianku....
aku yakin kisahnya berujung dengan yang lain...
dan aku akan tetap menanti...

Rabu, 07 Desember 2011

Besi dan Anemia besi

PENDAHULUAN

Salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting adalah pangan dan kesehatan. Setiap orang memerlukan pangan yang mengandung berbagai zat gizi, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Sering kita mendengar semboyan “dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”. Melalui semboyan tersebut, setiap orang sebagai individu dapat termotivasi untuk terus menjaga kesehatan. Hal tersebut mempunyai arti anak-anak sangat membutuhkan nutrisi untuk perkembangannya. Sedangkan orang dewasa membutuhkan berbagai zat gizi untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Selain zat karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen sebagai bagian penting dari jaringan, tubuh membutuhkan pula berbagai zat gizi, diantaranya adalah karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Tubuh adalah organisme kompleks yang tidak pernah berhenti bekerja. Mineral, bersama dengan vitamin, memegang peranan penting dalam kesehatan tubuh manusia, baik anak-anak maupun dewasa.  Berbagai aktivitas di dalam sel sel tubuh manusia bergantung dari keberadaan mineral. Mineral memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan untuk mengoptimalkan metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh. Mineral memang dibutuhkan dalam jumlah yang tidak terlalu besar, namun keberadaannya sangatlah vital. Kekurangan asupan (defisiensi) mineral akan menyebabkan kesehatan terganggu. Apabila salah satu aktivitas tersebut terganggu, maka dapat mengakibatkan gangguan yang beruntun dalam aktivitas-aktivitas sel yang lain.
Nutrien mineral harus dikonsumsi dalam jumlah yang memadahi dan harus sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan. Namun, juga jangan sampai kekurangan nutrien yang nantinya akan membawa pada keadaan malagizi. Mineral mengatur proses-proses dalam tubuh, yang sebagian digunakan untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan. Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion  mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan kegiatan enzim.
Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, serta membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin.
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi dua kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari. Yang termasuk dalam mineral makro antara lain natrium dan klorida, kalium, kalsium,psfor, magnesium, dan sulfur. Sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral mikro antara lain besi, seng, selenium dan kromium, iodium, mangan, kobalt, dan fluor.
Besi merupakan salah satu unsur mineral mikro yang penting. Besi sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Tubuh mempunyai mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan besi dengan sangat baik. Zat besi di lingkungan kita sebenarnya cukup tersedia dan kebutuhan terhadap besi pun sebenarnya juga relatif rendah. Meskipun demikian, defisiensi besi merupakan salah satu masalah kekurangan gizi yang umum dijumpai dalam masyarakat.
















TINJAUAN PUSTAKA

Besi terdapat dalam semua sel tubuh dan memegang peranan penting pada beragam reaksi niokimia. Besi terdapat dalam enzim – enzim yang bertanggung jawab untuk pengangkutan elektron, untuk pengaktifan oksigen, dan untuk mengangkut oksigen. Seorang laki – laki dengan berat badan 70kg mempunyai 2500 mg besi dalam sirkulasi hemoglobin dan 150 mg dalam mioglobin.1
Zat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia. besi dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah, yaitu sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang menyangkut oksigen dari paru–paru. Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke sel–sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi (ATP). Besi juga merupakan bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di dalam sel–sel otot. Mioglobin akan berkaitan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darah ke sel–sel otot.
Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah menyebabkan daging dan otot–otot menjadi berwarna merah. Di samping sebagai komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidase pemindah energi, yaitu : sitokrom paksidase, xanthine oksidase, suksinat dan dehidrogenase, katalase dan peroksidase.

A.      Zat Besi
1. Zat besi dalam tubuh
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang fungsional dan yang reserve (simpanan). Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk Hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan jumlah yang sangat kecil tetapi vitl adalah hem enzim dan non hem enzim.3
Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk kompartmen fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka kebutuhan kan eritropoiesis (pembentukan sel darah merah) dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada dalam tubuh. Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak,misalnya pada anak yang sedang tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah. 3
Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan, maka kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi yang dikeluarkan lewat basal. Dalam memenuhi kebutuhan akan zat gizi, dikenal dua istilah kecukupan (allowance) dan kebutuhan gizi (requirement). Kecukupan menunjukkan kecukupan rata – rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan kebutuhan gizi menunjukkan banyaknya zat gizi minimal yang diperlukan masing – masing individu untuk hidup sehat.3
Dalam kecukupan sudah dihitung faktor variasi kebutuhan antar individu, sehingga kecukupan kecuali energi, setingkat dengan kebutuhan ditambah dua kali simpangan baku. Dengan demikian kecukupan sudah mencakup lebih dari 97,5% populasi (Muhilal et al, 1993). Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi yang dikeluarkan lewat basal.
Kebutuhan zat besi relatif lebih tinggi pada bayi dan anak daripada orang dewasa apabila dihitung berdasarkan per kg berat badan. Bayi yang berumur dibawah 1 tahun, dan anak berumur 6 – 16 tahun membutuhkan jumlah zat besi sama banyaknya dengan laki – laki dewasa. Tetapi berat badannya dan kebutuhan energi lebih rendah daripada laki – laki dewasa. Untuk dapat memenuhi jumlah zat besi yang dibutuhkan ini, maka bayi dan remaja harus dapat mengabsorbsi zat besi yang lebih banyak per 1000 kcal yang dikonsumsi.3

Senin, 05 Desember 2011

epidemiologi

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.

Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mmepelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.

Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni :

a. Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

b. Populasi

Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

c. Pendekatan ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

1. Penyebaran Penyakit

Di dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan yakni :
1. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang
yang terkena penyakit.
2. Di mana (where), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.
3. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.

Jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan ini adalah merupakan faktor-faktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit. Dengan perkataan lain terjadinya atau penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni orang, tempat dan waktu.

2. Kegunaan

Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.

Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya.

supported by Rachmaningrum desy...
:)


Sumber :

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Minggu, 04 Desember 2011

puisi

teruntuk dinda yang selalu ada dan selalu memberiku semangat..
lama fisik ini bertemu, lama rasa ini menggebu, rasa yang sebenaranya ada tapi tanpa pengakuan
ingin ku ungkap rasa itu menjadi sebuah kissah "nyata"
namun daya tak sanggup ,, aku lemah jika mataku memandang matamu..
sajak yang kukirim walau mungkin hanya lewat sebuah "ms word" itu memang benar, tulus, dan memang atas dasar rasa itu..
"TERIMA KASIH BUAT DIA"

"qiqi"
Maaf Alay gan....
hehe




arec sodium hidroxide


AREC BAHAN PEMBUATAN SHAMPO SODIUM HIDROXIDE

0   Assesment ( Identifikasi Bahaya )
Ø  Sodium hydroxide atau soda kaustik merupakan bahan yang korosif yang akan menyebabkan:
Ø  Terjadi kebutaan jika bahan mengenai mata
Ø  Terjadi radang kulit jika bahan kulit

0   Recognition ( Resiko Bahaya )
o   Potensi Iritasi
-          Jika terkena mata maka akan menyebabkan kebutaan karena bersifat korosif terhadap mata
-          Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi hidung dan paru-paru.
-          Menyebabkan iritasi kulit
-          Potensi Iritasi
0   Potensi Iritasi
Bahan kimia Sodium Hidroxide yang digunakan dalam proses pembuatan shampo berpotensi menyebabkan iritasi antara lain:
-          Jika bahan masuk atau mengenai mata maka dapat mengakibatkan kerusakan kornea, peradangan mata atau bahakan kebutaan. Ditandai dengan kemerahan dan gatal.
-          Jika bahan mengenai kulit pekerja yang secara langsung dapat menghasilkan radang dan blistering. Ditandai dengan warna kulit yang memerah dan gatal.
-          Jika pekerja menghirup debu padatan hydroxide atau soda kaustik maka akan menyebabkan gastro-intestinal atau saluran pernafasan, ditandai dengan membakar, bersin dan batuk. Parah over-eksposur dapat menghasilkan merusak paru-paru, tersedak, pingsan atau kematian.
-          Jika padatan Sodium Hidroxide tertelan oleh pekerja maka akan menyebabkan keracunan dan iritasi pada gastro-intestinal.
0   Potensi Kebakaran
-          Jika padatan Sodium Hidroxide bercampu air akan menghasilkan panas yang sangat tinggi dan dapat menyalakan bahan yang mudah terbakar yang berdekatan dengan bahan tersebut.

orang ganteng






fto 2 manusia berotak " CERDAS"....HAHA